DISEASE
OF THE SPLEEN AND LYMPHONODUS”
Penyakit
Pada Limpa Dan Lymponodus
GANGGUAN
UMUM PADA LIMPA
A.
Gangguan pertumbuhan
1. Tidak
ada / Sangat jarang pertumbuhan abnormal
limpa (inbred mice)
2. Tidak
ditemukan periarteriolar folikel limfoid (pada nude mice and rat, disertai
thymic atrofi)
3. Limpa
assesoria / Splenosis (pertumbuhan jaringan limpa diluar organ limpa yang
sebenarnya, biasanya tumbuh sebagai nodul-nodul kecil pada omentum)
B.
Penyakit degeneratif
1. Atrofi
senilitas : sering dijumpai pada hewan tua teruitama anjing dan kuda. HP :
Kapsula menebal dan keriput; limfoid atrofi; Infiltrasi sinus oleh jaringan
fibrosa.
2. Keadaan
hiperimun : HP : Sentra germinativum mengalami limfolisis, hiposelular,
digantikan oleh epiteloid dan makrofag ; degenerasi hyalin pada pembuluh darah
(contoh pada fetus kuda yang abortus akibat infeksi equine herpesvirus tipe 1)
3. Nodul
siderotik / Gamna-Gandy bodies : PA : pada anjing tua sering ditemukan
penebalan kapsula pada tepi limpa. HP : pemadatan dan penebalan jaringan kapsula,
trabekula dan perivaskular, yang diendapi oleh mineral (Fe dan Ca) atau pigmen
ceroid.
4.
Amiloidosis : biasanya berkaitan dengan kondisi general amiloidosis. PA :
Amiloid yang berwarna putih tampak sebagai nodul yang menyebar secara difus
multifokus, dengan bidang sayatan yang menonjol. Limpa seperti ini dinamakan
sago-spleen
5.
Hemosiderosis : Pigmen besi asal pemecahan eritrosit (hemosiderin). Sering
ditemukan didalam makrofag atau didalam jaringan fibrin akibat hemolisis
eritrosit yang berlebihan.
C. Limpa
ruptur
Dapat terjadi akibat kecelakaan
mobil pada kucing dan anjing , atau pada kasus splenomegali akibat kongesti –
hemolisis – peradangan – atau tumor. Kapsula limpa membelah dan isinya tercerai
berai disertai perdarahan. Jaringan limpa yang terlepas dapat tumbuh menempel
pada omentum atau peritoneum dan keadaan ini dinamakan splenosis – limpa
asesoris.
D. Limpa
torsio
Sering terjadi pada babi, anjing dan
manusia. Kebanyakan terjadi pada perlekatannya dengan mesenteri (daerah hilus).
Tetapi pada anjing, torsio limpa sering terjadi bersamaan dengan terpuntirnya
lambung. PA : Limpa akan mengalami infark hemoragi dan kongesti.
GANGUAN UMUM PADA LIMFONODUS
A.
Gangguan pertumbuhan
1. SCID :
Deplesi limfoid folikel
2.
Defisiensi sel T : hipoplasia limfoid folikel pada parakorteks dan berkurangnya
limfoid folikel periarteriolar.
3.
Defisiensi sel B : tidak dijumpai sentra germinativum.
B.
Penyakit degeneratif :
1. Atrofi
senilitas: deplesi folikel limfoid.
2.
Hemoragi : Eritrosit yang dihasilkan akan dilisis, dan menyebabkan akumulasi
hemosiderin.
3.
Anthracosis : Akumulasi pigmen karbon dalam makrofag, sering dijumpai pada
bagian medula.
4.
Emfisema : akumulasi gas dalam jaringan limfonodus pada kasus emfisema pulmonum
atau emfisema pada kasus intestinal emfisema.
5. Deplesi
limfoid : terjadi akibat dilatasi dari sinus medulari akibat tersumbatnya
pembuluh limfe eferen
C.
Peradangan (lymphadenitis)
D.
Infestasi parasit
1.
Limfonodus bronkhialis : Lungworm Muellerius spp dan Protostrongylus.
2. Limfonodus
mesenterika : Larva Strongylus spp pada kuda, Larva trematoda F.
hepatica pada ruminan, Oesophagostomum columbianum pada domba,
Linguatula serrata pada domba dan kambing.
3.
Limfonodus perifer : Infestasi Demodex spp.
E.
Hiperplasia / Lymphadenopathy / Lymphadenosis.
F.
Neoplasia : di sebut dengan limfoma.
Kerusakan dan
Abnormality Pada Limpa
*kerusakan
pada hati ; akan disertai dangan kerusakan limfa dan lymponodus
Baik
dalam incident/kecelakaan maupun infeksi penyakit tertentu
1. Limpa pecah
Deskripsi
Limpa pecah adalah suatu kondisi serius yang dapat
terjadi jika mengalami trauma limpa.
Tanpa perawatan cepat, limpa pecah dapat menyebabkan perdarahan yang
mengakibatkan jiwa terancam. Limpa terletak tepat di bawah tulang rusuk pada
sisi kiri. Pukulan ke perut–ketika beraktivitas, berkelahi atau
kecelakaan–dapat mengakibatkan limpa pecah.
Gejala
Limpa membantu tubuh melawan infeksi dan menyaring
materi, seperti sel-sel darah yang tua atau rusak. Limpa juga memproduksi sel
darah merah dan beberapa jenis sel darah putih. Limpa pecah dapat menuangkan
sejumlah besar darah ke rongga perut. Sakit perut dan nyeri merupakan gejala
klasik limpa pecah. Jika perdarahan menyebabkan tekanan darah turun,
kemungkinan menjadikan penderita pusing atau bingung. Selain itu juga memicu
penglihatan kabur atau pingsan.
Perawatan
Perlu diketahui jika ditangani cepat, kecelakaan
pada limpa dapat dapat disembuhkan tanpa operasi. Penderita kemungkinan akan
tinggal di rumah sakit sampai satu minggu, sementara dokter mengamati kondisi
penderita dan memberikan perawatan nonsurgical, seperti transfusi darah. Jika
cedera parah, limpa mungkin perlu diperbaiki dengan pembedahan. Pembedahan
untuk mengangkat limpa disebut splenektomi.
2. Pembesaran Limpa
(Splenomegaly)
DEFINISI
Limpa menghasilkan, memantau, menyimpan dan
menghancurkan sel darah.Limpa merupakan organ sebesar kepalan tinju yang lembut
dan berongga-rongga, dan berwarna keunguan. Limpa terdapat dibagian atas rongga
perut, tepat dibawah lengkung tulang iga di sebelah kiri. Limpa berfungsi
sebagai 2 organ, Bagian yang putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan
infeksi dan bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak
diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak).
Sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan
antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi.Limfosit
dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih limpa. Bagian
merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang
tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembeluh darah. Bagian
merah memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua
atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya.
Karena itu, bagian merah ini kadang disebut sebagai
kuburan sel darah merah. Bagian merah juga berfungsi sebagai cadangan untuk
elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit. Pada banyak
binatang, bagian merah ini melepasakan elen darah ke dalam darah sirkulasi pada
saat tubuh memerlukannya; tetapi pada manusia pelepasan elemen ini bukan
merupakan fungsi limpa yang penting.
Jika limpa diangkat melalui pembedahan
(splenektomi), tubuh akan kehilangan beberapa kemampuannya untuk menghasilkan
antibodi pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari tubuh.
Sebagai akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan berkurang. Tidak
lama kemudian, organ lainnya (terutama hati) akan meningkatkan fungsinya dalam
melawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut, sehingga peningkatan
resiko terjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama.
Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya
untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat. Splenomegali dapat
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit
dalam sirkulasi. Jika limpa yang membesar menangkap sejumlah besar sel darah
yang abnormal, sel-sel ini akan menyumbat limpa dan mengganggu fungsinya. Proses
ini menyebabkan suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terperangkap
dalam limpa, maka limpa akan semakin membesar; semakin membesar limpa, maka
akan semakin banyak sel yang terperangkap.
PENYEBAB
Penyebab
pembesaran limpa:
1. Infeksi
- Hepatitis
- Mononukleosis infeksiosa
- Psitakosis
-
Endokarditis bakterialis subakut
- Bruselosis
- Kala-azar
- Malaria
- Sifilis
- Tuberkulosis
2. Anemia
- Elliptositosis herediter
- Sferositosis herediter
- Penyakit sel sabit (terutama pada
anak-anak)
- Thalassemia
3. Kanker darah dan penyakit proliferatif
- Penyakit Hodgkin dan limfoma lainnya
- Leukemia
- Mielofibrosis
- Polisitemia vera
4. Penyakit peradangan
- Amiloidosis
- Sindroma Felty
- Sarkoidosis
- Lupus eritematosus sistemik
5. Penyakit hati
- Sirosis
6. Penyakit penimbunan
- Penyakit Gaucher
- Penyakit Hand-Sch?ller-Christian
- Penyakit Lettere-Siwe
- Penyakit Niemann-Pick
7. Penyebab lain
- Kisata dalam limpa
- Penekanan terhadap vena dari limpa atau
vena yang menuju ke hati
- Bekuan darah dalam vena dari limpa atau
vena yang menuju ke hati.
GEJALA
Limpa yang membesar tidak menyebabkan banyak gejala,
dan tidak satupun gejala yang menunjukkan penyebab membesarnya limpa. Limpa
yang membesar terletak di dekat lambung dan bisa menekan lambung, sehingga
penderita bisa merasakan perutnya penuh meskipun baru makan sedikit makanan
kecil atau bahkan belum makan apa-apa.
Penderita juga bisa merasakan nyeri perut atau nyeri
punggung di daerah limpa, yang bisa menjalar ke bahu, terutama jika sebagian
limpa tidak mendapatkan cukup darah dan mulai mati. Beberapa Komplikasi-Komplikasi
Dari Limpa Yang Membesar yaitu : Ketika limpa membesar, ia kehilangan beberapa
pelindungnya dari sangkar tulang rusuk bagian bawah dan menjadi lebih mudah
kena luka. Limpa yang membesar adalah fragile dan dapat dirusak dengan
pukulan-pukulan yang relatif minor pada perut bagian atas. Ia adalah organ yang
relatif padat dan dapat retak menyebabkan perdarahan yang mengancam nyawa yang
signifikan dan potensial.
Limpa yang membesar dapat juga menjerat jumlah
sel-sel darah yang berlebihan didalamnya yang menyebabkan:
* anemia (jumlah-jumlah sel darah merah
yang berkurang), yang mungkin menjurus pada kelemahan, sesak napas, dan mudah
lelah;
* leukopenia (sel-sel darah putih yang
berkurang), yang mungkin menjurus pada risiko infeksi yang meningkat; dan
* thrombocytopenia (platelet-platelet yang
berkurang), yang mungkin menjurus pada infeksi atau pada persoalan-persoalan
perdarahan.
Jika limpa perlu dikeluarkan, ada risiko infeksi
yang meningkat, terutama disebabkan oleh bakteri-bakteri seperti pneumococcus
(Streptococcus pneumoniae), Hemophilus influenza, dan meningococcus (Neisseria
meningitides). Adalah penting untuk mempertimbangkan pemeliharaan
imunisasi-imunisasi sekarang ini (terutama vaksin pneumococcal, karena
kira-kira 50% sampai 90% dari infeksi-infeksi setelah splenectomy disebabkan
oleh encapsulated streptococci) terhadap infkesi-infeksi ini pada pasien-pasien
yang limpanya telah dikeluarkan.
DIAGNOSA
Biasanya pada pemeriksaan fisik, seorang dokter
dapat merasakan adanya pembesaran limpa. Pembesaran limpa juga bisa terlihat
pada foto rontgen perut. Kadang diperlukan CT scan untuk menentukan besarnya
limpa dan melihat adanya penekanan terhadap organ di sekitarnya. MRI scan juga
memberikan hasil yang sama dengan CT scan dan juga bisa mengikuti aliran darah
yang melalui limpa.
Pemeriksaan penyaringan lainnya menggunakan partikel
radioaktif yang ringan untuk mengukur besarnya limpa dan fungsinya serta untuk
menentukan apakah terdapat penumpukan atau penghancuran sel darah dalam jumlah
besar.
Pemeriksaan darah menunjukkan berkurangnya jumlah
sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Pada pemeriksaan dibawah
mikroskop, bentuk dan ukuran sel darah bisa memberikan petunjuk mengenai
penyebab membesarnya limpa. Pemeriksaan sumsum tulang dapat menemukan adanya
kanker sel darah (misalnya leukemia atau limfoma) atau penumpukan bahan-bahan
yang tidak diinginkan.
Pengukuran protein darah bisa membantu menyingkirkan
beberapa keadaan, seperti multipel mieloma, amiloidosis, malaria, kala-azar,
bruselosis, tuberkulosis dan sarkoidosis. Kadar asam urat (produk sisa yang
ditemukan dalam darah dan air kemih) dan kadar alkalin fosfatase (suatu enzim
yang ditemukan pada beberapa sel darah) dalam leukosit, juga diukur untuk
menentukan apakah terdapat leukemia atau limfoma. Pemeriksaan fungsi hati
membantu menentukan adanya kerusakan hati.
PENGOBATAN
Jika memnungkinkan, dilakukan pengobatan terhadap
penyakit yang menyebabkan terjadinya pembesaran limpa. Pengangkatan limpa
melalui pembedahan jarang diperlukan dan bisa menyebabkan masalah, seperti
kepekaan terhadap infeksi yang serius.
Tetapi
pada keadaan tertentu resiko ini lebih baik dihadapi, yaitu jika:
-
limpa dengan sangat cepat menghancurkan sel darah merah sehingga terjadi anemia
yang berat
-
cadangan sel darah putih dan trombosit sangat berkurang, sehingga mudah
mengalami infeksi dan perdarahan
-
limpa sangat membesar sehingga menyebabkan nyeri atau menekan organ lainnya
-
limpa sangat membesar sehingga sebagian dari limpa mengalami perdarahan atau
mati. Sebagai alternatif lain dari pembedahan, kadang dilakukan terapi
penyinaran untuk memperkecil limpa.
3.
Limfoma
Limfoma atau limfoma maligna adalah sekelompok
kanker di mana sel-sel limfatik menjadi abnormal dan mulai tumbuh secara tidak
terkontrol. Berdasarkan gambaran histopatologisnya, limfoma dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu: Limfoma Hodgkin (LH) dan Limfoma Non Hodgkin (LNH). Perbedaan
antara LH dengan LNH ditandai dengan adanya sel ReedSternberg yang bercampur
dengan infiltrat sel radang yang bervariasi. Manifestasi klinis dari limfoma
maligna dapat bervariasi.
Jika tidak teraba
massa pada gejala yang terus-menerus atau untuk
meyakinkan asal masa maka perlu dilakukan pencitraan selain juga untuk menentukan apakah terdapat massa dan mengarahkan untuk dilakukannnya
biopsi. USG adalah pemeriksaan penunjang yang cukup baik serta tidak invasive
untuk membantu menegakkan diagnosis limfoma maligna. Pemeriksaan USG abdomen
juga umumnya dilakukan untuk melihat adanya pembesaran organ, pembesaran
kelenjar para aorta atau massa intraabdomen serrta untuk melihat adanya
penyebaran penyakit ke abdomen.
·
Pada perbesaran yang lebih tinggi,
satu pusat germinal sisa yang normal tetap,terlihat di seluruh bagian jaringan. Jadi, dalam kasus
ini, neoplastik difus menyusup memasiki sel dan memperluas sebagai zona tumorl.
Perhatikan bahwa sel-sel di pusat germinal, yang tidak
neoplastik, tak memiliki kemiripan dengan limfosit tumor.
thanks atas infonya, ditunggu artikel yang lainnya
BalasHapushttp://obatherbal07.com/obat-herbal-amiloidosis/
Itu nyeri seperti bagaimana dok tolong diperjelas
BalasHapus